Iklan

Iklan

Guru Ditikam Murid Meninggal Akibat Penanganan Medis RS Kandou Malalayang?

Redaksi
27 Okt 2019, 23:12 WIB Last Updated 2021-03-16T15:08:38Z
 Komisi IV DPRD Sulut Siap Panggil Hearing
 Rumah Sakit Umum Daerah Kandou Malalayang. 

MANADO, Infosatu.co.id - Tersisa misteri meninggalnya seorang Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Alexander Werupangkey, Guru Agama SMK Ichthus korban penikaman FL (16) yang diketahui juga muridnya, pada Senin (21/10/2019) lalu. Hal ini diungkapkan istri korban Silviani Walalangi (48) yang mengaku kecewa dengan penanganan medis Rumah Sakit, terkesan lambat terhadap suaminya.

Alexander merupakan guru agama, bimbingan konseling, dan olahraga di SMK Ichthus ditikam setelah siswannya yang menegur karena merokok. Alexander warga Desa Sasaran, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sempat dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke RSUP Prof Kandou Manado. Namun, meninggal dunia pada itu Senin pukul 20.45 Wita dan jenazah korban dimakamkan di Pekuburan Umum Kelurahan Sasaran, Minahasa pada Rabu (23/10/2019)  pukul 17.00 Wita.

Silviani menceritakan saat kejadian dirinya sedang berada di kantor dan menerima telepon orang tak kenal yang memberitahu suaminya masuk Rumah Sakit Auri, Manado.

"Padahal suami saya dalam kondisi yang baik sejak pagi. Kemudian saya telepon lagi nomor tak dikenal itu, dan dia mengatakan bahwa suami saya ditikam orang. Saya pun sambil merasa khawatir meminta sopir untuk mengikuti jalur Tanggari," katanya.

Saat dalam perjalanan ke Manado mendapatkan telepon lagi bahwa suaminya sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUP) Kandou malalayang.

"Saya pun langsung mengubah haluan menuju ke RSUD Kandouw, sementara diperjalanan saya langsung menelepon pihak kepolisian yang saat itu mendapingi suami, dan dia mengatakan kalau suami mengalami sembilan tusukan," ungkapnya. 

Tiba di RSUP Kandow, Dia masih sempat berbicara dengan suaminya yang menerangkan kejadian tersebut.

"Saya kemudian ke pihak rumah sakit untuk dapat bertindak secepatnya tapi ada hal yang mengecewakan. Saya berpikir pastilah pihak RS punya SOP kode merah, kuning, atau hijau," katanya.

Dia mengungkapkan lambatnya penanganan terhadap suaminya. 

"Bagi saya penanganan itu terlalu lambat, karena pukul 12.00 Wita baru masuk ruang operasi dan selesai hampir sore, dan menunggu sekitar dua jam," katanya.

Padahal, suaminya yang banyak tikaman membutuhkan pertolongan cepat.

"Keluhan saya dibantah pihak dokter rumah sakit yang mengatakan bahwa mereka sudah berusaha dengan segala cara," katanya.

Menurut Dokter, Suaminya mengalami kerusakan hati dan paru-paru karena tikaman tersebut.


Kantor DPRD Sulut. 
Menanggapi keluhan tersebut, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut sesegera mungkin memanggil pihak RSUD Kandou Malalayang.

"Secepatnya Kami Komisi IV akan memanggil direktur Rumah Sakit itu," Ujar Ketua Komisi IV, Braine Waworuntu, Jumat (25/10/2019).

Menurut dia, penanganan medis yang dikeluhkan keluarga korban menjadi catatan khusus bagi RSUD Kandou dalam memberikan pelayanan kepada korban dengan cepat.

"Untuk itu, harapan saya selaku Ketua Komisi IV sangat berharap kepada para pelayan medis, agar bisa melayani pasien dengan baik. Ini menyangkut nyawa manusia dan satu contoh kejadian ini bisa menjadi lebih bagi para pelayan medis," tandas Waworuntu.

Penulis: Redaksi

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Guru Ditikam Murid Meninggal Akibat Penanganan Medis RS Kandou Malalayang?

Terkini Lainnya

Iklan