Iklan

Iklan

Virus Corona Membludak India Semakin Memburuk, Warga 'Kelabakan' Tidak Kebagian Bed di RS

Redaksi
19 Apr 2021, 10:44 WIB Last Updated 2022-09-04T09:48:34Z

Warga India. ©2021 infosatu.co.id 

INDIA, Infosatu.co.id - Sebelumnya Negara India cetak rekor lebih dari 200 ribu kasus baru virus Corona dalam sehari yang menyebabkan banyak fasilitas kesehatan mendadak kolaps dan kehabisan stok obat-obatan dan oksigen.


Kini krisis Corona di India terus memburuk saat kembali mencetak rekor kasus harian COVID-19, yaitu 261.500 kasus per Minggu (18/04/2021). Total kasus mencapai 14,8 juta, posisi kedua, negara terparah akibat COVID-19 setelah Amerika Serikat.


Kota New Delhi yang Paling parah terdampak COVID-19


Ibu kota India, New Delhi, mencatat 25.500 kasus virus Corona dalam 24 jam terakhir. Kota yang paling parah terdampak COVID-19 di India ini bahkan hanya memiliki tempat tidur kurang dari 100, di seluruh Rumah Sakit (RS) untuk warganya yang lebih dari 20 juta orang.


Hal ini diungkapkan Kepala Menteri Arvind Kejriwal, saat media sosial dibanjiri dengan keluhan warga India soal kurangnya tempat tidur RS, tabung oksigen, hingga obat-obatan.


"Kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa dalam 24 jam terakhir angka positivity rate meningkat menjadi sekitar 30 persen dari sebelumnya 24 persen. Kasus-kasus meningkat sangat cepat. Tempat tidurnya cepat terisi," kata Kejriwal dalam jumpa pers.


New Delhi, yang memberlakukan jam malam akhir pekan, adalah salah satu kota yang paling parah terkena dampak lonjakan COVID-19 di India. Gelombang besar kedua Corona membebani infrastruktur kesehatan.


Kasus Corona Membludak di Seluruh India


Ketika kasus-kasus meningkat di seluruh India, kritik keras dilontarkan soal bagaimana pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi bersikap menangani krisis kesehatan khususnya COVID-19. Sebab, festival keagamaan dan demonstrasi pemilihan umum yang dihadiri oleh ribuan orang terus berlanjut.


Disamping itu, Dr Ambrish Mithal, dokter endokrinologi dan diabetes terkemuka di operator rumah sakit Max Healthcare mengatakan, pemerintah India sebelumnya melonggarkan kebijakan lockdown pada awal 2021, meskipun beberapa wilayah termasuk New Delhi dan negara bagian Maharashtra.


"Tetap melakukan pembatasan lokal. New Delhi telah mengizinkan ruang bioskop beroperasi dengan kapasitas 30 persen dan orang-orang bebas bergerak selama hari kerja," kata Ambrish.


New Delhi kembali Menerapkan Lockdown karena Corona Meningkat


Namun, lanjut Ambrish, kini New Delhi kembali menerapkan lockdown selama dua pekan ke depan.


"Tidak ada pilihan selain New Delhi lockdown selama 1-2 minggu. Kebijakan jam malam akhir pekan tidak akan berhasil," kata Ambrish.


Lanjutnya, banyak keluhan warga yang sampai saat ini terus menyuarakan di medsos.


"(Situasi) saat ini tidak dapat diatur," katanya di Twitter.


Di tengah laporan kekurangan pasokan oksigen dan obat-obatan penting seperti obat antivirus Remdesivir.


Modi pada hari Sabtu meminta pihak berwenang untuk mendorong semua upaya meningkatkan produksi vaksin COVID-19 dan meminta timnya untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah.


Corona Membludak, Banyak Orang Mencari Obat di Pasar Gelap


Laporan dari BBC menemukan bahwa kekurangan pasokan membuat banyak orang mencari obat tersebut di pasar gelap. Salah satu narasumber yang dihubungi BBC menjual 100mg remdesivir seharga 24.000 rupee atau sekitar Rp 4,6 juta, lima kali lipat dari harga resmi. Harga itu tentunya sangat mahal untuk kalangan menengah.


"Saya harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan obat tersebut," kata Atul Garg, yang ibunya dirawat di rumah sakit swasta di Delhi.


Tocilizumab, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati radang sendi, telah terbukti menyelamatkan nyawa dalam beberapa uji klinis. Tetapi hampir menghilang dari banyak apotek di India.


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Virus Corona Membludak India Semakin Memburuk, Warga 'Kelabakan' Tidak Kebagian Bed di RS

Terkini Lainnya

Iklan