Iklan

Iklan

Update Terbaru Bencana Banjir Bandang dan Longsor di NTT-NTB: 167 Tewas, 45 Hilang

Redaksi
10 Apr 2021, 00:56 WIB Last Updated 2022-09-04T09:48:34Z

Dampak bencana alam di NTT. ©2021 Infosatu.co.id 

NTT, Infosatu.co.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data terkait korban bencana akibat siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).


Dinfokan update terbaru dari BNPB, Total korban meninggal dunia akibat bencana di NTT dan NTB mencapai 167 orang.


Data ini disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat (9/4/2021). Doni memaparkan data terkait korban bencana di NTT. Dia menuturkan di wilayah Flores Timur tidak ada tambahan korban jiwa hari ini.


Di sisi lain, Doni menyampaikan ada 46 korban tewas di Lembata dan 22 orang hilang. Kemudian, di Alor ada 28 orang yang tewas dan hilang sebanyak 13 orang. Lalu di Kupang hari ini ditemukan satu orang tewas, sehingga total menjadi 4 orang.


"Rote Ndao yang semula dilaporkan ada dua yang meninggal ternyata hasil terakhir laporan dari bupati yang meninggal nihil. Termasuk Ngada yang semula dilaporkan satu orang meninggal ternyata yang dilaporkan tersebut masih hidup jadi yang meninggal tidak ada," kata Doni.


Berikut ini rinciannya:


Korban Meninggal di NTT


Kota Kupang: 6 orang

Flores Timur: 71 orang

Malaka: 6 orang

Lembata: 46 orang

Ende: 1 orang

Sabu Raijua: 2 orang

Alor: 28 orang

Kupang: 4 orang

Sikka: 1 orang


Total: 165 orang


Korban Hilang di NTT


Flores Timur: 5 orang

Lembata: 22 orang

Sabu Raijua: 5 orang

Alor: 13 orang


Total: 45 orang


Sementara di NTB, korban tewas ada di Bima sebanyak dua orang. Doni juga melaporkan sejumlah terkait perbaikan aliran listrik yang terkendala pascabencana. Dia mengatakan dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan PLN pusat untuk mengupayakan pemulihan.


"Sehingga pelayanan listrik ke daerah yang masih terkendala bisa berjalan lebih baik lagi," kata Doni.


Sampai saat, lanjut Doni, belum ada kesulitan terkait obat-obatan sampai jumlah dokter untuk menangani warga yang terkena dampak ataupun korban luka. Dia menyampaikan, instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait relokasi warga yang permukimannya sudah tidak mungkin dibangun kembali.


"Konsep relokasi ini harus menyiapkan tim terpadu untuk melakukan program sosialisasi terdiri tokoh agama, tokoh masyarakat dan pakar, serta budayawan. Sehingga, ketika mulai masyarakat bisa senang mengikuti program pemerintah, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menyiapkan tempat yang baru, sehingga pemerintah pusat melalui PUPR bisa melakukan pembangunan," tutup Doni.


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Update Terbaru Bencana Banjir Bandang dan Longsor di NTT-NTB: 167 Tewas, 45 Hilang

Terkini Lainnya

Iklan