Iklan

Iklan

Akibat Virus Corona, dalam sehari 2 Ribu kasus kematian di India

Redaksi
22 Apr 2021, 00:50 WIB Last Updated 2022-09-04T09:48:35Z

ilustrasi kematian akibat virus corona di India. ©2021 infosatu.co.id 

INDIA, Infosatu.co.id - Pandemi virus Corana atau COVID-19 setahun lebih menghantui negara-negara di dunia, termasuk India. Bukannya mereda, pandemi COVID-19 di India justru makin mengkhawatirkan.


2.000 ribu kasus kematian karena virus Corona ditemukan di India


Data terbaru, lebih 2.000 ribu kasus kematian karena virus Corona ditemukan di India dalam sehari. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi jika dibandingkan kasus kematian harian sebelumnya.


Seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (21/4/2021), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) India melaporkan sebanyak 2.023 kasus kematian akibat COVID-19 dalam 24 jam. Dengan penambahan 2.023, total korban meninggal akibat Corona di India menjadi 182.553 orang.


Pada Selasa (20/4), kasus kematian akibat COVID-19 di India mencapai lebih dari 1.700, tepatnya 1.761 kasus. Kondisi yang terjadi di India saat ini sungguh mengkhawatirkan.


Data penemuan kasus positif Corona di India hari ini juga tak kalah ngeri. Kemenkes India melaporkan sebanyak 295.000 kasus positif COVID-19 dalam 24 jam, setara dengan jumlah yang ditemukan di Amerika Serikat pada Januari 2021 lalu.


Perdana Menteri Narendra Modi, menyatakan India kembali harus berjuang dalam pertarungan besar. Modi tak memungkiri gelombang kedua Corona yang melanda negara berpenduduk 1,3 miliar itu seperti badai.


"Situasi terkendali hingga beberapa minggu yang lalu, dan kemudian gelombang kedua (virus Corona) datang seperti badai," kata Modi.


Dalam beberapa minggu terakhir memang berlangsung kegiatan yang memunculkan kerumunan di India. Salah satu kegiatannya, yakni festival keagamaan Kumbh Mela, yang dihadiri jutaan orang.


Bahkan, tidak hanya kegiatan keagamaan yang digelar. Kampanye politik, pernikahan mewah dan pertandingan kriket juga digelar, yang kemudian memunculkan kerumunan orang.


Sejumlah negara, seperti Amerika, juga khawatir dengan kondisi India. Sampai-sampai, sejumlah negara memberikan imbauan kepada warganya agar tidak bepergian ke India, termasuk mereka yang sudah menjalani vaksinasi penuh.


Sejumlah negara juga sudah mengeluarkan aturan pelarangan penerbangan ke India. Beberapa negara tersebut, di antaranya Hong Kong dan Selandia Baru.


Secara keseluruhan, jumlah kasus infeksi Corona di India sekarang mencapai 15,6 juta kasus, terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat, yang telah melaporkan lebih dari 31 juta kasus infeksi.


PM India Narendra Modi pun bisa dibilang punya andil atas meledaknya kasus Corona. Baca di halaman berikutnya.


Bukan tanpa alasan mengapa ada yang menilai Narendra Modi berkontribusi atas meledaknya kasus Corona di India. Nyatanya, Modi dan jajaran menterinya malah menggelar kampanye politik menjelang pemilu daerah di Benggala Barat, yang dihadiri massa.


Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Selasa (20/04/2021), kritikan untuk Modi pun berdatangan. Bahkan, dia juga dikritik karena membiarkan umat Hindu berkerumun saat Kumbh Mela.


"Anda menggelar kampanye saat orang-orang menuju pemakaman," begitu kritik Kepala Data Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi setempat, Akhilesh Jha.


"Orang-orang akan meminta pertanggungjawaban Anda, Anda tetap menggelar kampanye," imbuhnya.


Modi juga dikiritk oleh mantan Menteri Luar Negeri India, Nirupama Menon Rao. "Berapa banyak kematian yang dibutuhkan sampai dia menyadari bahwa terlalu banyak orang meninggal?" sebut Nirupama.


Belum ada respons resmi dari juru bicara pemerintahan Modi terkait kritikan ini. Namun Menteri Perkeretaapian, Perdagangan, dan Perindustrian India, Piyush Goyal, menuturkan kepada kantor berita ANI bahwa Modi bekerja selama berjam-jam setiap harinya untuk menangani krisis yang dipicu pandemi Virus Corona.


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Akibat Virus Corona, dalam sehari 2 Ribu kasus kematian di India

Terkini Lainnya

Iklan